Keseimbangan atau ekuilibrium dalam suatu pasar adalah keadaan dimana jumlah barang atau jasa yang ditawarkan pada suatu harga tertentu sama dengan jumlah barang atau jasa yang diminta pada harga tersebut (Pindyck dan Rubinfeld 2012). Dengan demikian, permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa dapat menentukan harga dan jumlah barang atau jasa yang diperjualbelikan tersebut.
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk menunjukkan keadaaan keseimbangan pasar (Sukirno 2014).
1. Menentukan keseimbangan secara angka
Pada Tabel 4 dapat dilihat daftar permintaan dan penawaran buku tulis pada berbagai tingkat harga. Terdapat 3 sifat interaksi yang terjadi antara permintaan dan penawaran, yaitu kelebihan penawaran, kelebihan permintaan dan keseimbangan.
Kelebihan penawaran (excess supply) adalah kondisi dimana jumlah barang yang ditawarkan melebihi jumlah barang yang diminta pada suatu tingkat harga tertentu. Pada tabel dapat dilihat bahwa pada harga Rp5000, jumlah yang ditawarkan lebih besar (900 unit) dibandingkan jumlah barang yang diminta (200 unit).
Kelebihan permintaan (excess demand) adalah kondisi dimana jumlah barang yang diminta melebihi jumlah barang yang ditawarkan. Dapat dilihat pada tabel bahwa pada harga Rp2000 jumlah yang ditawarkan lebih kecil (300 unit) dibandingkan jumlah barang yang diminta (800 unit). Sedangkan keseimbangan adalah kondisi dimana jumlah barang atau jasa yang ditawarkan pada suatu harga tertentu sama dengan jumlah barang atau jasa yang diminta pada suatu harga tertentu. Dapat dilihat pada tabel bahwa pada harga Rp3000 jumlah yang ditawarkan (600 unit) sama dengan jumlah barang yang diminta (600 unit).
Tabel 1. Daftar permintaan dan penawaran buku tulis
Harga (Rp)
|
Jumlah yang diminta (unit)
|
Jumlah yang ditawarkan (unit)
|
Sifat interaksi
|
5000
|
200
|
900
|
Kelebihan penawaran
|
3000
|
600
|
600
|
Keseimbangan
|
2000
|
800
|
300
|
Kelebihan permintaan
|
2. Menentukan keseimbangan secara grafik
Keseimbangan pasar secara grafik ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran (Gambar 4). Titik perpotongan tersebut menunjukkan jumlah barang atau jasa yang diminta sama dengan jumlah barang atau jasa yang ditawarkan pada suatu harga tertentu.
Titik perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran menunjukkan bahwa pada satu harga yang sama, jumlah barang yang diminta sama jumlahnya dengan jumlah barang yang ditawarkan, sehingga pada titik tersebut terjadilah keseimbangan pasar (equilibrium).
Gambar 1. Penentuan harga dan jumlah buku tulis yang diperjualbelikan
3. Menentukan keseimbangan secara matematik
Menentukan keseimbangan secara matematik diperlukan persamaan permintaan dan penawaran (Sukirno 2014). Bentuk umum kedua persamaan tersebut adalah:
Persamaan permintaan: Qd = c - Dp
Persamaan penawaran: Qs = -m + nP
Keseimbangan: Qd = Qs
Atau c - dP = -m + Np
Dimana:
Qd adalah kuatitas yang diminta
Qs adalah kuantitas yang ditawarkan
P adalah harga
c adalah suatu angka tetap. Nilai c selalu positif dan menunjukkan jumlah barang yang diminta pada harga = 0
d adalah kemiringan kurva permintaan. Nilainya selalu negatif.
m adalah suatu angka tetap. Nilai m selalu negatif dan menunjukkan jumlah barang yang ditawarkan pada harga = 0
n adalah kemiringan kurva penawaran. Nilainya selalu positif.
Contoh perhitungan:
Suatu persamaan permintaan buku tulis di suatu daerah adalah Qd = 26000 - 2P dan penawarannya Qs = -4000 + P. Berapa harga dan jumlah buku tulis yang diperjualbelikan?
Jawab:
Keseimbangan: 26000 - 2P = -4000 + P
30000 = 3P
P = 10000
Kuantitas yang diperjualbelikan:
Qd = 26000 - 2P
Qd = 26000 - 2 (10000) = 6000
Atau
Qs = -4000 - P
Qs = -4000 - 10000 = 6000
Jadi, harga buku tulis adalah Rp 10000 dan jumlah buku tulis yang diperjualbelikan adalah 6000 unit.
Perubahan Keseimbangan Pasar
A. Pergeseran Kurva Permintaan
Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor di luar faktor harga barang itu sendiri. Faktor-faktor tersebut disebut sebagai faktor bukan-harga. Perubahan permintaan yang disebabkan oleh faktor bukan-harga menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kiri atau ke kanan. Berikut adalah faktor-faktor bukan harga yang mempengaruhi pergeseran kurva permintaan:
1. Harga barang lain
Barang pengganti (substitusi): suatu barang yang dapat menggantikan fungsi barang lain. Jika harga barang pengganti murah/turun, jumlah barang yang digantikannya akan mengalami penurunan dalam permintaan. Contohnya kopi dan teh. Jika harga kopi (sebagai barang susbtitusi) turun, maka permintaan terhadap teh akan berkurang. Hal ini karena pembeli akan membeli lebih banyak kopi dibandingkan teh, sehingga jumlah teh yang diminta akan menurun. Kurva permintaan teh pun akan bergeser ke kiri. Jika harga kopi naik, jumlah teh yang diminta akan naik. Hal ini karena pembeli akan membeli kopi lebih sedikit dan membeli teh lebih banyak. Kurva permintaan teh pun akan bergeser ke kanan (Gambar 2).
Gambar 2. Pergeseran Kurva Permintaan
Konsumen yang rasional akan membeli banyak barang yang harganya lebih rendah (Leung et al. 2014). Ketika suatu barang mengalami kenaikan harga, konsumen akan mencari barang pengganti yang harganya lebih murah sehingga permintaan barang tersebut akan menurun (Braekkan 2014).
Barang pelengkap (komplementer): suatu barang yang digunakan bersamaan dengan barang lainnya. Kenaikan atau penurunan harga barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang dilengkapinya. Contoh gula dan teh. Jika harga gula (barang komplementer) turun, jumlah teh yang diminta akan bertambah. Kurva permintaan teh pun akan bergeser ke kanan. Jika harga gula naik, jumlah teh yang diminta akan menurun. Kurva permintaan teh pun akan bergeser ke kiri.
2. Pendapatan para pembeli
Barang normal: suatu barang yang mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Contohnya adalah pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga. Kenaikan jumlah barang yang diminta akibat pendapatan naik akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Begitu pula sebaliknya. Pendapatan turun akan menyebabkan jumlah barang yang diminta turun (Beattie dan La France 2006). Penurunan pendapatan ini menyebabkan kurva permintaan abergeser ke kiri.
Barang inferior: barang yang memiliki hubungan terbalik dengan pendapatan. barang inferior sering dikaitkan dengan barang yang banyak dimina oleh golongan berpendapatan rendah. Contohnya adalah mie instan. Jika pendapatan bertambah tinggi, permintaan terhadap barang-barang yang tergolong barang inferior akan berkurang sehingga kurva permintaan akan bergeser ke kiri. Jika pendapatan turun, permintaan terhadap barang-barang yang tergolong barang inferior akan naik sehingga kurva permintaan akan bergeser ke kanan.
3. Cita rasa masyarakat
Cita rasa masyarakat biasanya mempengaruhi secara positif terhadap permintaan suatu barang. Jika cita rasa masyarakat cenderung tinggi, jumlah permintaan barang tersebut akan tinggi. Kurva permintaan barang yang diminta pun akan bergeser ke kanan. Begitu pula sebaliknya. Jika cita rasa masyarakat rendah/turun, jumlah permintaan barang tersebut akan rendah/turun. Kurva permintaan barang yang diminta pun akan bergeser ke kiri.
Saat ini, dapat diketahui bahwa dalam pelayanan jasa transportasi seperti penerbangan, banyak perusahaan yang menawarkan layanan pelayanan eksekutif meskipun berdampak pada harga jual yang lebih mahal. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah konsumen yang memiliki selera untuk menggunakan jasa penerbangan yang lebih nyaman dan memberikan fasiliitas eksekutif tersebut sehingga permintaan terhadap penggunaan jasa tersebut bertambah dan menggeser kurva permintaan (Escobari dan Lee 2012).
4. Populasi
Populasi mempengaruhi secara positif terhadap permintaan suatu barang. Jika populasi tinggi, jumlah permintaan barang tersebut akan tinggi. Kurva permintaan barang yang diminta pun akan bergeser ke kanan. Begitu pula sebaliknya. Jika populasi rendah, jumlah permintaan barang tersebut akan rendah/turun. Kurva permintaan barang yang diminta pun akan bergeser ke kiri.
B. Efek pertambahan permintaan
Pergeseran kurva permintaan ke kanan (D ke D1) menggambarkan berlakunya pertambahan permintaan (Gambar 3). Hal ini menyebabkan perubahan keseimbangan dari E ke E1. Perpindahan ini menyebabkan harga naik dari P ke P1 dan barang yang diperjualbelikan naik dari Q ke Q1.
Gambar 3. Efek pertambahan permintaan terhadap keseimbangan
Berdasarkan penjelasan dan gambar tersebut di atas, dapat diketahui bahwa keadaan pengurangan permintaan akan menunjukkan keadaaan yang berkebalikan. Pengurangan permintaan (kurva permintaan bergeser ke kiri) akan menyebabkan harga turun dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang.
A. Pergeseran Kurva Penawaran
Teori penawaran terutama memperhatikan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Pada keadaaan sebenarnya penawaran seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor di luar faktor harga barang itu sendiri. Faktor-faktor tersebut disebut sebagai faktor bukan-harga. Perubahan penawaran yang disebabkan oleh faktor bukan-harga menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri atau ke kanan. Berikut adalah faktor-faktor bukan harga yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran:
- Harga Faktor-Faktor Produksi
Pembayaran kepada faktor-faktor produksi berpengaruh erat dalam penentuan biaya produksi. Tanpa adanya kenaikan produktivitas dan efisiensi, kenaikan harga produksi akan meningkatkan biaya produksi (Rahardja dan Manurung 2006). Contohnya upah tenaga kerja. Jika upah tenaga kerja meningkat, maka jumlah barang yang diproduksi/ditawarkan oleh perusahaan dapat berkurang. Hal ini karena kenaikan pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi akan menyebabkan biaya produksi melebihi hasil penjualannya dan dapat mengalami kerugian atau mengurangi keuntungan mereka. Kurva penawaran pun akan bergeser ke kiri (Gambar 4).
Jika upah tenaga kerja menurun, jumlah barang yang diproduksi/ditawarkan dapat meningkat. Hal ini karena penurunan pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi akan menyebabkan biaya produksi lebih kecil dari hasil penjualannya sehingga menambah keuntungan mereka. Kurva penawaran pun akan bergeser ke kanan.
Gambar 4. Pergeseran Kurva Penawaran
2. Pajak
Pajak biasanya mempengaruhi secara negatif terhadap penawaran suatu barang. Contohnya pajak yang dikenakan terhadap bahan baku/ input produksi. Jika pajak tinggi, jumlah penawaran barang akan rendah. Kurva penawaran barang yang diminta pun akan bergeser ke kiri. Hal ini karena pajak tinggi menyebabkan biaya produksi meningkat sehingga penawaran akan menurun. Begitu pula sebaliknya. Jika pajak rendah, jumlah penawaran barang tersebut naik. Kurva penawaran barang yang diminta pun akan bergeser ke kanan. Hal ini karena pajak rendah menyebabkan biaya produksi rendah sehingga penawaran akan meningkat.
3. Tingkat teknologi yang digunakan
Tingkat teknologi biasanya mempengaruhi secara positif terhadap penawaran suatu barang. Jika tingkat teknologi yang digunakan tinggi/canggih, jumlah penawaran barang akan tinggi. Kurva penawaran barang yang diminta pun akan bergeser ke kanan. Begitu pula sebaliknya. Jika tingkat teknologi yang digunakan rendah, jumlah permintaan barang tersebut akan rendah. Kurva penawaran barang pun akan bergeser ke kiri (Putong 2005).
- Efek pertambahan penawaran
Penawaran bertambah (kurva penawaran bergeser dari S ke S1) menyebabkan keadaaan keseimbangan berubah dari E ke E1. Harga turun dari P menjadi P1 dan jumlah yang diperjualbelikan bertambah dari Q menjadi Q1 (Gambar 5).
Berdasarkan penjelasan dan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa keadaan pengurangan penawaran akan menunjukkan keadaaan yang berkebalikan. Pengurangan penawaran (kurva penawaran bergeser ke kiri) akan menyebabkan harga naik dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang.
Gambar 5. Efek pertambahan penawaran terhadap keseimbangan
A. Perubahan Serentak Permintaan dan Penawaran
Perubahan serentak permintaan dan penawaran dapat terjadi dalam beberapa kemungkinan. Perubahan dapat ke arah yang sama, yaitu sama-sama naik atau sama-sama turun. Tetapi dapat pula berubah ke arah yang berlawanan arah, misalnya permintaan naik penawaran turun ataupun sebaliknya (Sukirno 2014). Tiap-tiap perubahan akan menimbulkan efek yang berbeda kepada perubahan harga dan jumlah yang diperjualbelikan.Contoh analisis perubahan serentak permintaan dan penawaran yaitu terjadinya perubahan searah, yaitu sama-sama meningkat (Gambar 6).
Gambar 6. Akibat peningkatan permintaan dan penawaran sama besar
Perubahan permintaan terjadi sama besar dengan perubahan penawaran. Hal ini menyebabkan perubahan keseimbangan dari E ke E1. Harga keseimbangan tetap P sedangkan jumlah yang diperjualbelikan naik dari Q menjadi Q1.
Apabila perubahan permintaan terjadi lebih besar daripada perubahan penawaran. Hal ini menyebabkan perubahan keseimbangan dari E ke E1. Harga keseimbangan akan turun yaitu dari P menjadi P1 sedangkan jumlah yang diperjualbelikan naik dari Q menjadi Q1 (Gambar 7).
Gambar 7. Akibat peningkatan permintaan lebih besar daripada penawaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar