Rabu, 03 Juli 2019

Bab 9 Teori Produksi Jangka Pendek


A.     Bentuk-Bentuk Organisasi Perusahaan
Organisasi perusahaan dibagi menjadi tiga bentuk pokok, yaitu perusahaan perseorangan, firma atau perusahaan perkongsian dan perseroan terbatas. Di samping itu, adapula bentuk perusahaan yang berupa perusahaan negara dan koperasi. Berikut dalah bentuk-bentuk organisasi perusahaan:
  1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah bentuk perusahaan dijalankan oleh satu orang pemilik. Pemilik memiliki tanggung jawab tidak terbatas. Hal ini memberikan keuntungan terpenting yaitu kebebasan yang tidak terbatas yang dimiliki oleh pemilik. Pemilik sepenuhnya menguasai perusahaan tersebut dan dapat melakukan apapun tindakan yang dianggapnya akan menguntungkan usahanya. Biasanya pengelolaan perusahaan ini bersifat sederhana. Modal relatif tidak terlalu besar dan sulit memperoleh pinjaman. Hal ini menjadi kelemahan utama dari bentuk perusahaan ini. Contoh perusahaan perseorangan yang banyak dalam perekonomian adalah penjual sate, toko kelontong, dan sebagainya.

  1. Firma atau Perusahaan Perkongsian
Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih dan bersepakat menjalankan usaha secara bersama serta membagi keuntungan yang diperoleh berdasarkan perjanjian yang telah disepakati. Modal berasal dari anggota pendiri perusahaan. Kebaikan dari perusahaan ini adalah perusahaan dapat meminjam modal dari luar perusahaan dan tanggung jawab ditanggung bersama. Setiap anggota perkongsian memiliki tugas untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan.

  1. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas adalah suatu bentuk organisasi perusahaan yang berbadan hukum dimana modalnya terdiri dari saham-saham, yaitu suatu bentuk surat berharga yang menyatakan bahwa pemegangnya adalah salah seorang pemilik perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Adanya saham-saham yang dikeluarkan perusahaan membuat perusahaan mampu memperoleh modal. Adapun tanggung jawab dari pemegang saham terbatas sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Pemegang saham juga bebas menentukan besar kecilnya saham yang dimiliki tergantung dari besar kecilnya modal yang dikeluarkan untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Di Indonesia, perseroan terbatas (PT) dapat dibedakan menjadi PT terbuka dan PT tertutup. PT terbuka adalah suatu perseroan terbatas yang dapat menjual sahamnya kepada umum atau masyarakat melalui pasar modal. Jadi saham Perseroan terbatas ini sahamnya dapat ditawarkan kepada masyarakat umum dan dijualnya melalui Bursa Saham. PT Tertutup adalah perseroan terbatas yang dimana modalnya berasal dari orang-orang tertentu, seperti misalnya pemegang saham dari perusahaan tersebut hanya dari keluarga dan kerabat ataupun dari kalangan tertentu dan tidak menjualnya kepada masyarakat umum.

  1. Perusahaan Milik Negara
Perusahaan ini dikenal sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pengelolaan perusahaan ini sama seperti perseroan terbatas. Perbedaaan terletak pada kepemilikan saham dimana saham BUMN dimiliki oleh pemerintah. Perusahaan pemerintah berada di berbagai sektor ekonomi dan menyediakan jasa-jasa kebutuhan pokok yang diperlukan oleh masyarakat seperti litsrik, gas, transportasi, dan sebagainya. Msekipun sebagian besar melayani kebutuhan pokok masyarakat, sebagian perusahaan negara juga bersaing dengan swasta dalam beberapa sektor seperti bank, perkebunan, asuransi dan sebagainya.

  1. Koperasi
Koperasi adalah organisasi perusahaan yang beranggotakan orang-orang dengan melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sehingga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang bedasar asas kekeluargaan. Koperasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu koperasi konsumsi, produksi dan kredit. Koperasi konsumsi menjalankan kegiatan membeli barang dan menjualnya kepada para anggota. Disini anggota koperasi berperan sebagai pemilik dan konsumen bagi koperasinya. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang. Di sini anggota koperasi berperan sebagai pemilik dan pemasok barang. Koperasi ini berusaha agar hasil produksi anggotanya memiliki daya tawar yang tinggi. Sedangkan koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa skepada anggota seperti simpan pinjam, asuransi dan sebagainya. Koperasi ini biasanya meminjamkan dana kepada anggotanya dengan bunga yang relatif rendah. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.

            Selain itu, perlu diketahui adanya perbedaan antara pengertian perusahaan dengan industri. Perusahaan adalah suatu badan usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Sedangkan industri adalah kumpulan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama dalam suatu pasar. Salah satu contoh perusahaan adalah Nokia yang masuk dalam industri telepon seluler.


Tujuan Perusahaan dari Sisi Ekonomi
Dalam teori ekonomi, berbagai bentuk organisasi perusahaan dipandang sebagai unit-unit usaha yang memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari keuntungan yang maksimum. Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan terjadi apabila hasil penjualan lebih besar dari biaya produksi dan kerugian terjadi apabila biaya produksi lebih besar dari hasil penjualan. Keuntungan maksimum tercapai ketika gap atau selisih antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.
Dalam usaha perusahaan untuk mencapai keuntungang maksimum, masalah pokok yang harus dipecahkan adalah komposisi faktor produksi yang bagaimana yang perlu digunakan untuk menciptakan tingkat produksi yang tinggi dan komposisi faktor produksi yang bagaimana yang akan meminimumkan biaya produksi untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu. Oleh karena itu, kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang memiliki hubungan fungsional, yaitu:
1.    Berapa output yang harus diproduksi
2.    Berapa input yang akan dipergunakan

Dengan demikian, fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara input dan output. Input atau faktor produksi sebagai variabel bebas sedangkan output sebagai variabel tidak bebas. Berikut adalah persamaan matematis fungsi produksi:

Q = f(L, R, C, T)
Dimana:
Q         = quantity (jumlah produksi)
F          = fungsi (simbol persamaan fungsional)
L          = labor (tenaga kerja)
R         = resources (sumber daya alam)
T          = technology (teknologi dan kewirausahaan)

Jangka Waktu Analisis Produksi
Dalam aktivitas produksi, perusahaan mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variable input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada tidaknya kegiatan produksi, faktor produksi tersebut tetap ada. Contohnya adalah mesin-mesin. Sementara itu, faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tergantung pada tingkat produksinya. Semakin besar tingkat produksi, semakin banyak faktor produksi variabel yang digunakan. Begitu pula sebaliknya. Semakin kecil tingkat produksi, semakin sedikit faktor produksi variabel yang digunakan. Contohnya adalah tenaga kerja.
Faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel erat kaitannya dengan waktu yang dibutuhkan perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi. Jangka waktu analisis perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Periode jangka pendek adalah jangka waktu produksi dimana ada faktor produksi yang berubah jumlahnya dan ada faktor produksi yang dianggap tetap jumlahnya. Periode ini menunjukkan kondisi dimana suatu perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua faktor produksi mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka waktu tersebut, setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya.

B.     Teori Produksi
Teori produksi menggambarkan hubungan antara tingkat produksi dengan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang. Faktor-faktor produksi disebut pula sebagai input sedangkan jumlah produksi disebut sebagai output. Dalam ilmu ekonomi, teori produksi dibedakan menjadi dua analisis yaitu teori produksi dengan satu faktor berubah dan teori produksi dengan dua faktor berubah.
1.      Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan salah satu faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan produksi barang. Dalam analisis tersebut, diasumsikan hanya satu faktor produksi yang berubah, misalnya tenaga kerja, sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya.

Produksi Total, Produksi Marjinal dan Produksi Rata-rata
            Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan faktor produksi.
            Poduksi marjinal (marginal product) yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu faktor produksi yang digunakan. Misalnya tenaga kerja.



Dimana:
MP      = produksi marjinal
ΔTP     = pertambahan produksi total
ΔL        = pertambahan tenaga kerja

            Produksi rata-rata (average product) yaitu produksi rata-rata yang dihasilkan oleh setiap jumlah suatu faktor produksi yang digunakan. Misalnya tenaga kerja.

Dimana:
AP       = produksi rata-rata
TP       = produksi total
L          = jumlah tenaga kerja

Hukum Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Return)
            Hukum hasil yang semakin berkurang ini menjelaskan sifat pokok hubungan diantara tingkat produksi dengan suatu faktor produksi yang digunakan. Hukum ini menyatakan bahwa apabila penambahn faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) tidak selalu memberikan peningkatan hasil yang sebanding. Pada titik tertentu, penambahan hasil akan semakin berkurang bahkan mencapai negatif meskipun faktor produksi terus ditambah. Penambahan faktor produksi secara terus menerus akan berakibat pada jumlah faktor produksi yang melebihi dari kapasitas produksinya sehingga produktivitas tidak lagi maksimal. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun.
            Dengan demikian, hukum hasil yang semakin berkurang menunjukkan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:
  1. Tahap pertama: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.
  2. Tahap kedua: produksi total pertambahannya semakin lambat.
  3. Tahap ketiga: produksi total semakin lama semakin berkurang.
.
Pada tabel 1 dapat dilihat dapat produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata suatu usaha yang menggunakan satu faktor variabel. Faktor tetap yang digunakan yaitu mesin sedangkan faktor variabel yang digunakan adalah tenaga kerja.


Tabel 1. Produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata satu faktor berubah
Mesin (unit)
Tenaga kerja (orang)
TP (unit)
MP (unit)
AP (unit)
Tahap
1
1
150
150
150

I
1
2
400
250
200
1
3
840
440
280
1
4
1080
270
270


II
1
5
1290
210
258
1
6
1440
150
240
1
7
1505
65
215
1
8
1520
15
190
1
9
1440
-80
160

III
1
10
1300
-140
130

            Beradasarkan data di atas, ditunjukkan bahwa produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2 dan dari 2 menjadi 3. Maka dalam keadaan ini, kegiatan produksi mencapai tahap pertama. dalam tahap ini, setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Keadaan ini dinamakan produksi marjinal tenaga kerja yang semakin bertambah. Hal ini dapat dilihat pada produksi marjinal tenaga kerja penggunaan tenaga kerja sebanyak 1, 2 dan 3.
            Ketika tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, lalu 4 menjadi 5, kemudian 5 menjadi 6 dan selanjutnya 7 menjadi 8, produksi total bertambah tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Keadaan ini produksi mencapai tahap kedua. Produksi marjinal semakin berkurang dimana setiap pertambahan tenaga kerja akan menghasilkan tambahan produksi kurang daripada tambahan produksi pekerja sebelumnya.
            Ketika tenaga kerja ditambah dari 8 menjadi 9 dan 9 menjadi 10, produksi total menurun atau berkurang. Keadaan produksi ini mencapai tahap ketiga dimana penambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total. Produksi marjinal mencapai negatif karena penambahan tenaga kerja membuat produksi total menurun.

Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi Marjinal
            Hubungan antara produksi total, produksi marjinal dan produksi rata-rata yang dijelaskan pada Tabel 1 dapat digambarkan secara grafik (Gambar 1). Kurva TP adalah kurva produksi total yang menunjukkan hubunga antara jumlah produksi dengan tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Bentuk kurva TP curam (kemiringan TP meningkat tajam) apabila tenaga kerja yang digunakna masih sedikit (tenaga kerja kurang dari 4). Dalam keadaan ini produksi marjinal bertambah tinggi yang dapat dilihat pada kurva MP yang semakin menaik serta kurva AP yang menaik. Keadaan ini menggambarkan tahap pertama. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini.
Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihin 4 tenaga kerja, produksi marjinal lebih tinggi daripada produksi rata-rata. Pada waktu digunakan tenaga kerja sebanyak 4 orang, kurva MP memotong kurva AP. Perpotongan kedua kurva ini menggambarkan permulaan tahap kedua. Pada keadaan ini produksi total mencapai titik maksimal atau tingkat yang paling tinggi. Kemiringa kurva TP datar sejajar dengan sumbu datar.
            Setelah menggunakan 4 tenaga kerja, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total secepat sebelumnya. keadaan ini dapat dilihat pada kurva MP yang menurun, kurva AP yang menurun dan kurva TP yang mulai landai.
            Sementara itu, penggunaan lebih dari 8 tenaga kerja, produksi marjinal mencapai angka negatif. Pada keadaan tersebut kurva MP memotong sumbu datar dan bergerak semakin menurun berada di bawah sumbu datar. Kurva TP mulai menurun (kemiringan kurva TP negatif) karena semakin lebih banyak tenaga kerja digunakan menyebabkan produksi tota yang semakin berkurang. Keadaan ini merupakan permulaan dari tahap ketiga, yaitu keadaan yang menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan jauh melebihi yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan tersebut secara efisien. Pada kondisi ini, perusahaan akan mengalami kerugian karena TP menurun.

Gambar 1. Kurva TP, AP dan MP

       

            Dengan demikian, berdasarkan grafik TP, MP dan AP, tahap produksi perusahaan dapat dilihat berdasarkan beberapa kondisi, yaitu:
a.    Tahap pertama, dimulai dari permulaan TP, MP dan AP sampai pada saat kondisi AP maksimum (AP memotong MP).
b.    Tahap kedua, antara AP maksimum (perpotongan AP dan MP) sampai dengan TP maksimum.
c.    Tahap ketiga, dimulai dari TP maksimum ke kanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar